Selasa, 24 April 2012

Pindah Alamat

Info untuk para pembaca:


Silahkan kunjungi alamat baru kami.
Dengan format baru, semoga tulisan-tulisan kami bisa lebih bermanfaat untuk para pembaca.

Selasa, 10 April 2012

Keledai

Suatu hari, keledeai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam, sementara petani memikirkan apa yg harus dilakukannya. Akhirnya, Ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun (ditutup karena berbahaya), jadi tidak berguna untuk menolong si keledai. Ia mengajak tetangga-tetangganya untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menimbunkan tanah ke dalam sumur. Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yg sedang terjadi, Ia menangis penuh kengerian. Tetapi kemudian semua orang takjub, karena keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang dengan apa yg dilihatnya. Wlaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yg menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yg menimpa punggungnyaturun ke bawah, lalu menaiki tanah itu. Sementara tetangga-tetangga si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si keledai terus juga mengguncangkan badannya dan melangkah naik. Segera saja semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri.

Ketika sebuah masalah datang, berpikirlah dengan tenang maka akan menemukan solusi yg tepat
(Margaret J. Weatley)

Jumat, 30 Maret 2012

Nilai Diri

Ada 3 kaleng coca-cola, ketiga kaleng tersebut diproduksi di pabrik yg sama. Ketika tiba harinya, sebuah truk datang ke pabrik mengangkut kaleng-kaleng coca-cola dan menuju ke tempat berbeda untuk pendistribusian.

Pemberhentian pertama adalah Supermarket lokal. Kaleng coca-cola pertama diturunkan disini. Kaleng itu dipajang di rak bersama dengan kaleng coca-cola lainnya dan diberi harga Rp. 4.000,-.

Pemberhentian kedua adalah pusat perbelanjaan besar. Di sana kaleng kedua diturunkan. Kaleng tersebut disimpan di dalam kulkas supaya dingin dan dijual dengan harga Rp. 7.500,-.

Pemberhentian terakhir adalah hotel bintang 5 yg sangat mewah. Kaleng coca-cola ketiga diturunkan disana. Kaleng ini tidak ditempatkan di rak atau pun di dalam kulkas pajangan. Kaleng ini hanya akan dikeluarkan jika ada pesanan dari tamu hotel. Ketika dikeluarkan, kaleng ini dikeluarkan bersama dengan gelas kristal berisi batu es. Semua disajikan di atas baki dan pelayan hotel akan membuka kaleng coca-cola tersebut, menuangkannya ke dalam gelas dan dengan sopan menyajikannya kepada pelanggan. Harganya Rp. 60.000,-.

Pertanyaannya adalah: mengapa ketiga kaleng coca-cola tersebut memiliki harga yg berbeda padahal diproduksi oleh pabrik yg sama, diantar dengan truk yg sama, dan bahkan mereka memiliki rasa yg sama?
Lingkungan mencerminkan harga.


Apabila berada di lingkungan yg bisa mengeluarkan sisi terbaik dari dalam diri, maka akan menjadi cemerlang. Tapi bila berada di lingkungan yg mengkerdilkan diri, maka akan menjadi kerdil.
'Orang yg sama, bakat yg sama, kemampuan yg sama' + lingkungan yg berbeda = nilai yg berbeda.

Rabu, 21 Maret 2012

Paku

Suatu ketika ada seorang anak laki-laki yg mempunyai sifat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan pemarahnya, ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku di pagar belakang rumah setiap kali dia marah.

Hari pertama anak itu telah memakukan 48 buah paku ke pagar. Lalu secara bertahap jumlah itu mulai berkurang. Dia mendapati bahwa ternyata lebih mudah menahan amarahnya daripada memakukan paku ke pagar rumah.

Akhirnya tibalah waktu dimana anak itu merasa sama sekali bisa mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabarannya. Dia memberitahukan hal ini kepada Ayahnya, yg kemudian mengusulkan agar dia mencabut satu paku untuk setiap hari dimana dia tidak marah.

Hari-hari berlalu, dan anak laki-laki itu akhirnya memberi tahu Ayahnya bahwa semua paku telah tercabut olehnya. Lalu sang Ayah menuntun anaknya ke pagar. "Hmm, Kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi lihatlah lubang-lubang di pagar ini. Pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya." sang Ayah terdiam sejenak, lalu kembali melanjutkan kata-katanya, "Ketika Kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahanmu, kata-katamu telah meninggalkan bekas seperti lubang ini di hati orang lain." "Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu. Tetapi tidak peduli berapa kali kamu meminta maaf, luka tusukan itu akan tetap selalu ada, dan luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka pada fisik kita, bahkan mungkin lebih."

"Berhati-hatilah dalam bertindak kawan! Karena selalu ada jejak yg kita tinggalkan"
(Aulia Asmarantaka)

Selasa, 20 Maret 2012

Olimpiade Istimewa

Beberapa tahun yg lalu, diadakan sebuah olimpiade khusus untuk orang-orang cacat di Seattle, Amerika Serikat. Saat itu diadakan pertandingan lari jarak pendek 100 meter.

Sembilan pelari telah bersiap-siap di tempat start masing-masing. Ketika pistol tanda pertandingan ditembakkan, mereka semua berlari sekuat tenaga meski tidak tepat berlari di lintasannya masing-masing, namun semua berlari dengan wajah gembira menuju garis finish dan berusaha untuk memenangkan pertandingan.

Kecuali seorang pelari, seorang anak laki-laki yg tersandung dan jatuh terguling beberapa kali. Dan ia lalu menangis. Delapan orang pelari yg lain mendengar tangisan anak itu, lalu mereka memperlambat larinya dan menoleh ke belakang. Mereka semua berbalik dan malah berlarian menuju anak laki-laki yg terjatuh di tanah itu, semuanya tanpa terkecuali. Seorang gadis yg menyandang cacat keterbelakangan mental menunduk, memberikan sebuah ciuman kepadanya dan berkata, "Semoga ini membuatmu merasa lebih baik."

Kemudian kesembilan pelari itu bergandengan tangan, berjalan bersama menyelesaikan pertandingan menuju garis finish. Seluruh penonton yg ada di stadion berdiri, memberikan salut selama beberapa lama. Mereka yg berada disana saat itu masih saja tak bosan-bosannya memberikan salut tepuk tangan atas kejadian itu. Tahukah Anda mengapa? Karena dalam diri kita masing-masing tahu, bahwa di dalam hidup ini tak ada yg lebih berharga daripada kemenangan bagi kita semua, untuk bersama.

"Terkadang kita mesti mengalah untuk kepentingan yg lebih besar, demi kita semua."
(Mason Cooley)

Jumat, 16 Maret 2012

Ikuti Mimpimu

By Jack Canfield


Saya punya teman bernama Monty Roberts yg punya sebuah peternakan kuda di San Ysidro. Dia pernah mengizinkanku menggunakan rumahnya untuk acara penggalangan dana untuk program “youth at risk”.


Terakhir kali saya di sana, dia memperkenalkanku dengan mengatakan, “Saya ingin menceritakan kepada anda sekalian kenapa saya mengizinkan Jack menggunakan rumah saya. Ini semua berawal dari sebuah cerita tentang seorang anak muda yg dulu merupakan anak dari seorang pelatih kuda keliling yg berpindah – pindah dari satu kandang kuda ke kandang kuda yg lain, ke berbagai lintas balap, dan peternakan untuk melatih kuda. Sebagai hasilnya, pendidikan SMA anak muda ini sering terhambat karena selalu berpindah tempat. Di tahun akhir sekolahnya, dia diminta untuk menulis sebuah makalah tentang ingin menjadi apa dan apa yg ingin dilakukannya ketika dewasa oleh gurunya.


Pada malam itu dia menulis makalahnya sebanyak tujuh halaman menggambarkan tujuannya bahwa suatu hari ia akan memiliki sebuah peternakan kuda. Dia menulis tentang impiannya dengan sangat detil dan bahkan ia menggambar sebuah denah peternakan seluas 200 hektar, menunjukkan lokasi dari semua bangunan, kandang kuda dan lintasannya. Dia juga menggambar denah rumah seluas 4000 kaki persegi yg akan dibangun diatas peternakan 200 hektar tersebut secara detil.


“Dia mendedikasikan seluruh jiwa dan raganya untuk projek ini dan di hari berikutnya dia mengumpulkannya kepada gurunya. Dua hari kemudian dia menerima kembali makalahnya. Pada halaman depan terdapat huruf "F" berwarna merah dan besar dengan sebuah catatan, "Temui Saya seusai sekolah."


Anak tersebut dengan segenap impiannya pergi menemui sang guru setelah sekolah, lalu bertanya, “Mengapa saya mendapat F?. ”Gurunya berkata, “Ini adalah impian yg tidak realistis untuk seorang anak muda seperti kamu. Kamu tidak memiliki uang. Kamu berasal dari sebuah keluarga yg tidak punya tempat tinggal tetap. Kamu tidak punya modal dan sumber daya. Memiliki sebuah peternakan kuda membutuhkan banyak uang. Kamu harus membeli lahan yg luas. Kamu harus membayar untuk persediaan kuda ternak dan selanjutnya kamu harus membayar banyak untuk kuda jantan pembiak. Tidak mungkin kamu bisa melakukannya.” Lalu sang guru menambahkan, “Jika kamu mau menulis ulang makalah ini dengan tujuan yg lebih realistis, Saya akan mempertimbangkan kembali nilaimu.”


Anak laki-laki itu pulang ke rumah dan berfikir keras dalam waktu yg lama tentang itu. Dia bertanya kepada ayahnya apa yg harus ia perbuat. Ayahnya berkata, “Dengar Nak, Kamu harus memutuskan sendiri tentang hal ini. Ini adalah hidupmu, impianmu. Kamu yg paling tahu apa yg kau inginkan dalam hidup. Bagaimanapun, Ayah fikir ini adalah keputusan yg sangat penting yg harus kau buat, dan Ayah tahu Kau akan membuat keputusan terbaik untuk hidupmu.”


Akhirnya, setelah duduk berfikir tentang makalah impiannya selama seminggu, Anak laki-laki tersebut mengumpulkan makalah yg sama, tanpa diubah satu kata pun. Dia menyatakan kepada gurunya, “Bapak boleh mempertahankan nilai F dan aku akan mempertahankan impianku.”


Monty lalu mengembalikan pandangannya kepada para tamu dan berkata, “Saya menceritakan ini kepada Anda sekalian karena Anda sekarang duduk di rumahku yg seluas 4000 kaki persegi diatas lahan peternakanku yg seluas 200 hektar. Saya masih memiliki makalah sekolah tersebut terbingkai di atas perapian.” Dia menambahkan, “Dan bagian terbaik dari cerita ini adalah dua musim panas yg lalu guru sekolah yg sama membawa 30 anak untuk berkemah di peternakanku untuk seminggu.” Ketika sang guru akan pulang, dia berkata, “Dengar, Monty, Bapak bisa mangatakan ini kepadamu sekarang. Ketika saya menjadi gurumu dahulu, Saya merupakan seorang pencuri impian. Selama tahun-tahun itu Saya mencuri impian-impian banyak anak. Untungnya kau memiliki keberanian yg besar untuk tidak menyerah pada impianmu. Terimakasih Monty”


Jangan biarkan siapapun mencuri impianmu. Ikuti kata hatimu, apapun yg terjadi.


From Chicken Soup for the Soul
By Jack Canfield and Mark Victor Hansen.

Sabtu, 03 Maret 2012

Perbedaan Surga dan Neraka

Seorang pria berbicara dengan Malaikat tentang surga dan neraka. Malaikat berkata kepada pria itu: "Mari, aku akan menunjukkan neraka."
Mereka memasuki ruangan dimana sekelompok orang duduk mengelilingi panci besar sup. Semua orang kelaparan dan putus asa. Masing-masing memegang sebuah sendok yang dapat mencapai panci, tetapi setiap sendok memiliki gagang yang panjang dan sangat sulit bagi mereka sendiri untuk makan menggunakan sendok itu. Penderitaan yang mengerikan.
"Ayo, sekarang aku akan menunjukkan surga." Malaikat berkata setelah bebearapa saat.
Mereka memasuki ruangan lain, sama dengan ruangan yang pertama: panci rebusan, sekelompok orang, dan sendok bergagang panjang, tapi semua orang bahagia dan cukup gizi.
"Aku tidak mengerti." kata pria itu. "Mengapa mereka bahagia disini tetapi mereka yang disana sedang menderita, padahal semuanya sama?"
Malaikat tersenyum, lalu berkata: "Itu sederhana." katanya. "Disini mereka telah belajar untuk saling menyuapi."
:)